I. Pendahuluan
Aspek esensial doktrin eskatolog ialah fakta
futuristik, yaitu pengungkapan sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa
yang akan datang melalui nubuat pada masa yang lampau. Sebab itu nubuat Alkitab
menjadi fokus dominan dalam penyelidikan dan pembahasan doktrin eskatologi.
Dalam
Perjanjian Lama dikatakan bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu. Tuhan
adalah Raja, raja yang besar mengatasi segala allah (Mzm 93:1; 95:3) adalah
konsep dasar seluruh agama perjanjian lama (keluaran 15:18; Yes 43:15). Tetapi
pemerintahan Allah ditentang dan dilawan. Iblis mengajak manusia untuk memberontak
terhadap Allah (kej 3), bangsa-bangsa memuja berhala dan melakukan kejahatan (2
Raja 17:29) dan Israel sendiri mengalami kemunduran rohani dan mereka dikalahkan oleh musuh-musuhnya. [1]
Dari
pertentangan-pertentangan ini timbullah keyakinan bahwa Allah pasti akan
mempertahankan kuasaNya sebagai raja (Yes 2:1-5; Zef 3:15; Za 14:9-10) pada
hari Tuhan yang akan datang (Mal 4:1-2). Hari itu dihubungkan dengan Mesias
(Yes 4:2; 9:6-7; 11:1-2) Ia merupakan pemimpin yang besar seperti daud ( I
Tawarik 17:11-14; Maz 72) dan melalui dia hari Tuhan akan datang dengan membawa
penghukuman bagi bangsa-bangsa serta pembebasan bagi Israel (Mal 3:1).[2]
II. Eskatologi Dalam Perjanjian
Lama
Perkataan
atau istilah Eskatologi tidak ada disebutkan dan ditemukan dalam dalam dunia
Perjanjian Lama. Tetapi hakekat tentang eskatologi memang sudah ada, yang
dikenal dengan istilah Hari Tuhan ( יהוה יום ). Istilah יום diartikan dengan
waktu yang sangat lama sekali, suatu musim tertentu dimana peristiwa luar biasa
terjadi, seperti kemakmuran, kejayaan, dan bahkan suatu peristiwa yang
merugikan yang mendatangkan bencana. Jadi dapat dikatakan bahwa Hari Tuhan bisa merupakan suatu hukuman
dan rahmat/kesenangan.[3] Zaman Perjanjian Lama kepercayaan yang
berkembang dan populer bagi Israel adalah tentang datangnya suatu hari ketika
Allah secara dramatis campur tangan melepaskan umat-Nya dan berbagai ketakutan
dan penindasan. Biasanya untuk memperingati peristiwa tersebut diadakan
perayaan tahunan dengan mengadakan upacara korban, dengan harapan akan menjadi
kemakmuran dan kemenangan Israel atas musuh. Dalam pertengahan abad ke-8 sM
menyerukan bahwa kemakmuran yang diperoleh Israel adalah dengan pemerasan dan
pelaksanaan agama palsu, dan ketikan hari
tiba maka akan nyata dan itulah hari penghakiman (bnd. Am. 5:18-27).
Menurut A. Lamorte dan G. F.
Hawthorne ”Prophecy” dalam dictionary of teology bahwa nubuat dalam Perjanjian
Lama dibagi dalam dibagi tiga kategori
penting. Pertama, nubuat tentang pembuangan bangsa Israel sebagai hukuman Allah
terhadap dosa bangsa pilihan itu, namun Allah berjanji untuk memulihkan atau
memulangkan bangsa tersebut setelah selesai periode pembuangan. Kedua, nubuat
mesianik meliputi kedatangan seorang penebus Israel dan dunia (Yes 52:13-53:12;
Mi 5:1-2). Ketiga, Nubuat eskatologis, yakni menunjuk pada peristiwa-peristiwa
yang terjadi di akhir zaman ketika Mesias datang kembali untuk mendirikan
Kerajaan allah dibumi.
Selanjutnya, nubuat dalam Perjanjian
Lama dapat dibagi yaitu pertama, yang sudah di genapi meliputi pembuangan
Israel ke Asyur 722 SM dan ke Babel 586 SM serta pemulangan kembali bangsa
Israel ke tanah perjanjian. kedua, nubuat dalam proses penggenapan yakni menyangkut restorasi negara israel
modern menurut para nabi (9Yes 27:12-13; Yer 31:31; Yeh 37:21). Ketiga nubuat
yang belum digenapi yaitu pemulihan secara total tanah palestina bagi bangsa
Israel (Yes 27:12-13; Yer 31:1-5; Yeh 37:11-14, penghancuran musuh-musuh
Israel, (Yes 17:1-3, Yer 30:11), pertobatan kolektif bangsa Israel Yeh
37:6,10).
Perebutan
Yerusalem (586 sM) dan pembuangan Israel Utara dipandang sebagai penggenapan
nubuat Amos. Walau demikian, dibalik penghakiman yang diterima suatu hari, yakni pemulihan Israel dan
pemerintahan YHWH akan dipulihkan/ditegakkan atas seluruh bumi (Yes. 40).[4]
Soedarmo[5] mengatakan יהוה יום berisikan beberapa nubuat, yakni:
(1) Hari Tuhan yang mendatangkan penghukuman.
(2) Bangsa Israel bertobat dan Tuhan akan
mengembalikan dari pembuangan.
(3) Yerusalem akan dipulihkan dan Bait Allah
akan dibangun kembali.
(4) Sang Mesias akan datang dari keturuan Daud
dan akan memegang pemerintahan yang kuat.
(5) Akhir zaman akan datang kemudian.
Sama
seperti Amos, Yeremia (650 sM) menubuatkan bahwa kedatangan Hari Tuhan itu ditandai dengan masa-masa
kehancuran Yehuda/Yerusalem, yakni: masa pemerintahan Raja Yosia (621 sM), masa
pemerintahan Raja Yoyakim (608-597 sM dan 598 sM), masa pemerintahan Raja
Zedekia (597 sM-kematiannya). Walaupun Hari
Tuhan datang sebabai hukuman, namun Yeremia tetap yakin bahwa Allah tidak
akan meninggalkan Israel. Ia tetap memberikan semangat bahwa akan ada
keselamatan yang sesuai dengan recana Allah. Pengharapan itu berdasarkan pada
kebaikan, kesetiaan dan keadilan Allah. Bukan rencana Allah namun rencana Allah
akan membawa dalam terang. Nubuat-nubuat yang disampaikan Yeremia mengandung
empat komponen, yaitu:
(a)
Dasar
dari harapan adalah keyakinan atas kesetiaan dari kasih Allah (Yer. 29:5-9,
11).
(b)
Keselamatan
eskatologis itu berlaku bagi para buangan; jadi sisa bangsa Yehuda dipelihara
Allah (Yer. 24:5-7, bnd. Yer. 3:11-13),
(c)
Kota
suci yang hancur akan dibangun kembali (Yer. 33:4-9),
(d)
Datangnya
keselamatan dari Tunas Daud (Yer.
23:5ff; 30:9, 21; 33:14-18),
Sehubungan
dengan akan adanya harapan di dalam tunas Daud, Yeremia mengkategorikan sebagai
berikut:
(a) Ia akan memerintah sebagai raja.
(b) Ia akan berlaku bijaksana; bahwa raja yang
akan datang adalah raja yang takut akan Allah, yang berbeda dengan raja-raja
masa itu (Yer. 10:21).
(c) Dia disebut sebagai keadilan yang memenuhi tugas sesuai dengan perintah ilahi.
Para
nabi menatap ke depan, kepada saatnya Allah Israel yang berulang-ulang
memperdulikan umat-Nya dalam sejarah mereka. Akan mengindahkan mereka untuk
menghukum orang fasik, melapaskan orang-orang benar dan untuk menyucikan bumi
dari seluruh kejahatan. Hari Tuhan dengan ungkapan lain ”pada hari itu”
mengartikan kepedulian Allah, dan lebih menekankan sifat kejadian itu daripada
waktunya. Justru hari Tuhan berarti kepeduluan Allah yang sudah terjadi dalam
sejarah (Amsal 5:18; Yoel 1:15) maupun kepedulian terakhir pada akhir zaman
(yoel 3:14, 18; Zef 3:11, 16; Za 14:9). Pada hari yang terakhir Allah akan
datang untuk mendirikan kerajaanNya. (Yesaya 2:2-4, Hosea 3:15).
Beberapa
pribadi bersifat mesianis tampil dalam rangka pengharapan akan perjanjian lama seorang
raja dari keturunan Daud (Yes 9:6-7), seorang hamba yang menderita (Yes 53),
yang turun dari sorga (Dan 7:13-14) akan tetapi sering kali bahwa yang disangka
datang itu adalah Allah sendiri untuk membebaskan umatNya (Yes 26:21; Mal
3:1-2).[8]
Menurut
Mowinckel dalam buku Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama ia mengatakan Asal-usul
gagasan adanya mesias dapat ditelusuri dengan gagasan raja yang ilahi.
Pengharapan mesias itu timbul karena pengalihan gambaran raja keturunan Daud
yang ideal pada masa raja-raja masa yang akan mendatang. Para nabi makin jelas sslangsung.
Didalam beberapa bagian Perjanjian Lama sering disebutkan bahwa dinasti Daud
akan abadi, tanpa menyebut nama seorang putra Daud ( 2 Sam 7:12-17; Yer 33:17;
Maz 88:4, 29; Maz 18:5).[9]
III.
Analisa
Eskatologi dalam arti teologis
adalah secara konkret berbicara mengenai pengharapan orang beriman akan kedatangan
Allah. Orang beriman berharap kepada Tuhan (Mzm 31:25; lih 33:22; 38:16; 39:8;
42:6,12; 43:5; 130:7; 131:3). Berpuluh-puluh kali dikatakan bahwa Israel
berharap kepada Tuhan. Tuhanlah “pengharapan Israel” (Yer 14:8, lih ay.22;
17:13). Bersama pemazmur, orang Israel yang saleh itu berdoa; “Engkaulah
harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah” (Mzm 71:5). Dari
kutipan tersebut tampak bahwa pengharapan itu sekaligus ungkapan iman yang
kuat, sebagaimana juga tampak dalam kitab Yesaya ini: “Sungguh, Allah itu
keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab Tuhan Allah itu
kekuatanku, Ia telah menjadi keselamatanku” (Yes 12:2). Selain unsur
kepercayaan ada juga unsur eskatologis sebab pengharapan itu “harapan untuk
hari depan: (Yer 31:13; bdk Hos 12:7). Allah bukan hanya tujuan harapan, tetapi
juga sumbernya: “hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari
pada-Nyalah harapanku” (Mzm 62:6; lih Yer 29:11). Pengharapan ini memberikan
perdamaian dan kepastian: “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan
kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita
tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di
dalam laut” (Mzm 46:2-3). “orang benar merasa aman seperti singa muda” (Ams
28:1).[10]
Kepastian pengharapan ini lain
daripada kepastian perencanaan: :Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi
Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya”(Ams 16:9). Kepastian yang mencirikan
pengharapan itu selalu berarti kepercayaan: meletakkan nasib dalam tangan
Tuhan. “Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka
yang berharap akan kasih setiaNya” (Mzm 33:18; lih 40:4; Ams 14:26; 23:17-18).
Dengan bertobat dan tinggal diam, kamu akan diselamatkan; dalam tinggal tenang
dan percaya terletak kekuatanmu” (Yes 30:15). Termasuk hakikat pengharapan
bahwa apa yang diharapkan itu belum dilihat. Oleh karena itu, harapan Yahudi
yang sejati terungkap dalam pengakuan ini: “Aku hendak menantikan Tuhan yang
menyembunyikan wajahNya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan
Dia (Yes 8:17).
Dasar pengharapan adalah
kesetiaan Tuhan akan janji-janjiNya, yang terbukti dalam masa yang lampau (Mzm
105-107). Maka itu, sang nabi dapat berkata dengan mantap: “Aku ini akan
menunggu-menunggu Tuhan, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku;
Allahku akan mendengarkan aku” (Mikha 7:7; lih Mzm 42:6). Pihak yang kepadanya
janji itu diberi adalah bukan pertama-tama orang perorangan melainkan dalam
rangka perjanjian: segenap umat, berhubung dengan nubuat kenabian; sisa yang
suci, dan baru dalam amanat apokaliptik, orang individual yang setia. Sepadan
dengan itu horizon horizon janji menjadi semakin luas, sampai akhirnya mencakup
seluruh kosmos dan segala bangsa. Pengharapan menjadi jembatan antara Perjajian
pertama dan kedua karena dari dirinya sendiri tidak membakukan cara penampakan
Allah, tetapi tinggal terbuka bagi menifestasi yang baru dan mengejutkan
mengenai kasihNya yang kudus.
IV.
Kesimpulan
- Nubuat
tentang pembuangan bangsa Israel sebagai hukuman Allah terhadap dosa
bangsa pilihan itu, namun Allah berjanji untuk memulihkan atau memulangkan
bangsa tersebut setelah selesai periode pembuangan.
- Nubuat mesianik
meliputi kedatangan seorang penebus bagi Israel dan dunia (Yes 52:13-53:12; Mi 5:1-2).
- Nubuat
eskatologis, yakni menunjuk pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di akhir
zaman ketika Mesias datang kembali untuk mendirikan Kerajaan Allah di bumi
KEPUSTAKAAN
Dister Syukur, Nico Teologi Sistematika, (Yogyakarta:
Pustaka Teologi & Kanisius).
2004
Milne, Bruce, Mengenali
Kebenaran (Terjemahan Connie Item-Corputty),
2003 (Jakarta : BPK-GM).
Siahaan,
SM,
Pengharapan Mesianis Dalam
Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM)
2008
Soedarmo, R, Ikhtisar Dogmatika, (Jakarta:BPK-GM)
2006
Browning, WRF,
Kamus Alkitab, (Jakarta : BPK-GM)
2007
James Orr (Peny.) The International Standard Bible
Encyclopaedia vol. II, (Grands
1980 Rapid-Michigan :WMB. Eerdmans
Publishing, Co. Ltd.)
(Peny.) Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
2003 Bina Kasih)
[1] Bruce Milne, Mengenali Kebenaran,
(Terjemahan Connie Item-Corputty), (Jakarta :
BPK-Gunung Mulia, 2003), hlm. 345
[2] Ibid.
hlm 346
[3] William
Wilson, Old Testament Word Studies; The
International Standard Bible Encyclopaedia vol. II ,(Peny. James
Orr) (Grand Rapids-Michigan: MWB.
Eerdmans Publishing Co. Ltd., 1980),
hlm. 977
[4]
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (terj.) , (Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2007), 132-133
[5] R.
Soedarmo, Ikthisar Dogmatika, (Jakarta :
BPK Gunung Mulia, 2006), hal. 254
[6] S.M. Siahaan, Pengharapan Mesias Dalam
Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008. 27-30
[7] Ibid,
hlm. 35
[9] S M.
Siahaan, Op Cit, hlm. 24
[10] Nico Syukur Dister, Teologi Sistematika, (Yogyakarta :Pustaka
Teologi & Kansius, 2004), hlm. 506
mang tlg kirim ke saya paham theologia kita, kita penganut pre, am or post mill ???
BalasHapustentang kerajaan allah,
Pengharapan mesianik,
imortalitas jiwa & kebangkitan (Versi kristen yg benar)
email saya swardy_friedrich@yahoo.co.id
terima kasih amang...
swardy silalahi
jemaat HKBP pontianak kotabaru, GSM