Diawali
dengan tekad untuk merubah nasib perekonomian ke tanah Kalimantan (BORNEO),
dimana karena begitu sulitnya perekonomian di Tapanuli. Banyak orang Batak yang
merantau meninggalkan kampung halamannya dengan
tujuan mencari pekerjaan ke negeri orang. Dengan modal keberanian dan “kebatakannya”
berangkat ke tanah Kalimantan Barat mengadu nasib mencari kerja. Sampailah ke
suatu daerah yang bernama Sekadau. Penuh dengan perjuangan hidup orang Batak
yang telah meninggalkan kampung halamannya mencari pekerjaan dan juga mencari
orang Batak yang telah lebih dahulu berada di Kalimantan Barat, khususnya di
Sekadau.Orang
Batak yang merantau ke Kalimantan adalah mayoritas warga jemaat gereja Huria
Kristen Batak Protestan dari kampung halamanya. Namun karena gereja HKBP tidak
ditemukan di daerah Sekadau, banyak orang Batak yang ibadah ke gereja yang ada
di Sekadau dengan pemikiran yang penting biasa ibadah dan ada juga yang tidak ibadah
ke gereja.
Di daerah Sanggau yang jaraknya
kurang lebih 50-an Km ada gereja HKBP, kemudian sebagian mendaftarkan diri
sebagai jemaat di HKBP Sanggau. Karena melihat jarak yang begitu lumayan jauhnya
kebanyakan yang mengikuti ibadah setiap hari minggunya sekali-sekali ke
Sanggau. Ada yang ibadah di gereja terdekat di Sekadau sebagai simpatisan.
Pada tahun 2003, karena
berlakunya sistem otonomi daerah maka mekarlah Sekadau mejadi Kabupaten yang baru,
pisah dari Kabupaten Sanggau. Dengan terbentukanya Sekadau menjadi Kabupaten
timbullah keinginan dari orang Batak yang
sudah terdaftar menjadi warga jemaat di HKBP Sanggau dan juga yang belum
terdaftar untuk mendirikan gereja HKBP di daerah Sekadau. Keinginan itu
akhirnya didukung oleh gereja HKBP Sanggau Kapuas.
Pada tahun 2005, mulailah
diadakan “Partangiang” (Pertemuan doa) setiap tiga bulan sekali di rumah-rumah
yang dilayani langsung oleh Pendeta HKBP Ressort dan Sintua (Penatua) Ressort
Sanggau Kapuas. Walaupun rutin setiap tiga bulan sekali berjalan jadwal partangiangan
banyak juga kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Hal ini berlangsung selama
kurang lebih lima tahun.
Dengan menghadapi beragam
pergumulan, dan seriring dengan bertambahnya jemaat HKBP yang berdomisili di
daerah Sekadau, pada tahun 2010 gereja HKBP Sanggau melalui Pdt. Ir. P.
Hutasoit, M.Div mengeluarkan SK Pembentukan Panitia Pembangunan Gereja HKBP
Sekadau. Terpilihlah bapak E. Silaban, S.T menjadi Ketua Panitia Pembangunan.
Pada tanggal 28 Maret 2010
dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Pdt. Ir. P. Hutasoit, M.Div di
sebidang tanah yang di sumbangkan oleh Kel. Bapak T. Nainggolan, SH, MKn di
jalan Rawak Sekadau. Peletakan batu pertama itu dihadiri oleh seluruh jemaat
HKBP Sekadau, Bupati Sekadau bapak Simon Petrus, Ketua BAMAG Kab. Sekadau,
Perwakilan Jemaat HKBP Sanggau, HKBP Balai Karangan, HKBP Gunug Meliau, HKBP
Parindu, HKBP Sosok, HKBP Sintang, HKBP Nanga Pinoh dan gereja-gereja sahabat
yang ada di sekitar wilayah Kabupaten Sekadau. Dan pada saat itu juga
dilaksanakan acara ibadah Baptisan Kudus (tardidi) kepada seorang anak yang bernama
Valentino Sitanggang, anak dari bapak Sitanggang/ br. Tambunan. Dengan demikian
resmilah terbentuk jemaat HKBP Sekadau. Namun jemaat HKBP Sekadau menghadapi
suatu pergumulan yang tidak dapat dihindari bahwa pembangunan gereja HKBP
Sekadau harus pindah tempat dari jalan Rawak Sekadau. Dengan keteguhan iman dan
kesatuan jemaat HKBP Sekadau, tetap mengandalkan Tuhan untuk melancarkan setiap
rencana pendirian gereja HKBP di Sekadau.
Dalam perkembangan selanjutnya,
dengan kesatuan dan keyakinan kepada Tuhan Yesus Kristus warga jemaat dikuatkan
dan diberikan sukacita dimana Panitia Pembangunan dengan dana yang ada dan sumbangan
dari bapak T. Nainggolan, SH. Mkn membeli sebidang tanah yang berlokasi di
jalan Sintang Km 6. Lambatlaun akhirnya Panitia Pembangunan menyelesaikan
pembelian tanah gereja tersebut dan dilanjutkan dengan pengecoran beton jalan
akses ke gereja dan cor beton batas tanah gereja. Seiring dengan berlangsungnya
proses pembangunan gereja, Ibadah Minggu secara rutin dimulai pada tanggal 11
April 2010 di rumah bapak E. Silaban, ST di jalan Sintang yang dilayani oleh
Pdt. Ir. P. Hutasoit, M.Div selaku Pendeta HKBP Ressort Sanggau Kapuas. Para
Sintua (penatua) pertama di HKBP Sekadau adalah St. Drs. S. Simanjuntak; St. K.
Sinambela dan St. M. Simanullang dan jemaat yang tetap pada saat itu sekitar 15
Kepala Keluarga.
Pada tanggal 14 April 2014,
HKBP Sekadau melaksanakan pelayanan pemberkatan nikah yang pertama sekali yang
dilayani oleh Pdt.Hotbin FW. Sitanggang, S.Th yaitu pemberkatan nikah Dompak
Binsar Parlindungan Hutapea dengan Fatmawati br. Hutahaean yang dilaksanakan di
gedung Ketak Ketik karena alasan gedung gereja yang tidak mampu menampung para
undanagan. Jemaat HKBP Sekadau kembali menghadapi pergumulan dalam proses
pembangunan gedung gereja HKBP Sekadau, karena kondisi tanah adalah rawa dan
kurang kokohnya pondasi bangunan gedung gereja pun turun dan rusak. Kesatuan jemaat
HKBP Sekadau kembali diuji. Namun Tuhan baik dan tetap setia menyertai dan
memberikan pengharapan kepada seluruh jemaat HKBP Sekadau dan diberikan
semangat yang pantang menyerah untuk memwujudkan gereja HKBP Sekadau.
Pada tanggal 28 Agustus 2011, jemaat
HKBP Sekadau menyewa sebuah ruko di jalan Merdeka Barat Km. 1 untuk tempat
ibadah setiap Minggu. Dan pada tahun itu juga di bentuklah Panitia Pembangunan
yang baru yakni bapak M. G. Hutapea sebagai Ketua Pembangunan yang bertugas
untuk melaksanakan kelanjutan pembangunan gedung gereja HKBP Sekadau. Dengan adanya
dana bantuan dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sekadau dan dana jemaat HKBP
Sekadau serta sumbangan dari jemaat HKBP yang diluar Sekadau dan sumbangan para
donator. Berkat penyertaan Tuhan, proses pembangunan gedung gereja dapat
dilaksanakan. Dengan modal dana sebesar 5o juta yang merupakan dana bantuan
dari Pemerintah Kabupaten Sekadau, dan juga dukungan dari bapak Myokang yang
mau membantu untuk mendahulukan pengerjaan pembangunan gedung gereja HKBP
Sekadau dengan perjanjian bahwa kekurangan dana akan diselesaikan apabila dana
sudah tersedia. Selama proses pembangunan gedung gereja ibadah rutin
dilaksanakan di ruko setiap minggunya.
Pada tahap pertama Panitia
pembangunan menyelesaikan pembangunan gedung gereja dengan ukuran 8x12 meter
dan teras gereja. Tanggal 26 Agustus 2012 resmilah kegiatan ibadah Minggu yang
pertama sekali di gedung gereja yang baru dibangun sekaligus diadakan
pentahbisan penatua HKBP Sekadau yaitu St. A. Samosir dan St. ME. Sihombing.
Pada tanggal 6 Januari 2013,
untuk pertama sekalinya HKBP Sekadau melaksanakan Naik Sidi (Peneguhan Iman) kepada
Debora Lasma Julita Larasati Simanjuntak, Tiurmina Tambunan, Robbu Oloan
Tambunan, Daud Tambunan, Irfan Arief Swandi Lubis, Riska Helvia Nainggolan dan
Novia Udur Selvionita Simatupang. Atas kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus
Raja Gereja jemaat HKBP Sekadau pada akhir tahun 2013 dapat menyelesaikan
kewajiban pelunasan atas kekurangan dana pembangunan gedung gereja tahap
pertama kepada bapak Myokang. Pada tahap kedua Panitia Pembangunan dieri tugas
untuk melanjutkan pembangunan gedung gereja dengan penambahan gedung gereja
seluas 3x8 meter, ruang parhobasan (konsistori) seluas 3x8 meter, jalan beratap
akses untuk ke kamar mandi 2x5 meter dan pemasangan porselen. Puji Tuhan,
gedung gereja HKBP Sekadau telah berdiri. Saat ini gedung gereja HKBP Sekadau
sudah memadai untuk menampun jemaat yang melaksanakan ibadah setiap Minggunya,
dan para penatua juga sudah memiliki ruangan untuk persiapan pelayanan
(parhobasan). Dan saat ini jumlah jemaat tetap ada sekitar 25 Kepala Keluarga
dan ada beberapa jemaat simpatisan (jemaat HKBP dari luar daerah yang bekerja
di daerah Sekadau).
Jemaat HKBP Sekadau saat
ini yang terdaftar di Kantor Pusat HKBP
di Pearaja adalah Parmingguon atau Pos Pelayanan. Dengan rasa syukur kepada
Tuhan kita Yesus Kristus, jemaat HKBP Sekadau sehati, sepikir berkerinduan dalam
proses selanjuntnya berkeinginan diresmikan untuk menjadi JEMAAT PENUH atau
HURIA NA GOK. Rencana ini pada akhirnya disambut baik oleh Pdt. Hotbin FW.
Sitanggang, S.Th dan pada tanggal 8 Nopember 2015 diadakan rapat jemaat (rapot
Huria) untuk membentuk Panitia Peresmian Gereja HKBP Sekadau menjadi HURIA NA
GOK. Terpilihlah bapak M. G. Hutapea sebagai Ketua dan resmi dikukuhkan dengan
SK Pendeta Ressort Sanggau Kapuas tanggal 14 Nopember 2015. Peresmian HKBP
Sekadau menjadi Huria Na Gok direncanakan pada hari Minggu tanggal 24 April
2016.
Memasuki awal tahun 2016 HKBP
Sekadau melakukan persiapan yang matang untuk peresmian menjadi Huria Na Gok. Pada
tanggal 8 Februari 2016, HKBP Sekadau menerima kehadiran seorang pendeta, yaitu
Pdt. Aris Suhendro Panjaitan, S.Th yang akan melayani di HKBP Sekadau untuk
sementara waktu membantu proses persiapan peresmian HKBP Sekadau menjadi Huria
Na Gok.
Parhalado HKBP Sekadau Ressort
Sanggau Kapuas saat ini adalah:
·
Pdt.
Aris Suhendro Panjaitan, S.Th Pendeta
Huria
·
St.
Drs. S. Simanjuntak Pimpinan
Jemaat
·
St.
K. Sinambela
·
St.
M. Simanullang
·
St.
A. Samosir
·
St.
ME. Sihobing
·
CSt.
C. Simbolon
·
St.
Silalahi Sintua
HKBP di Jakarta
Dengan
rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja, HKBP Sekadau dapat berjuang
dari memulai membuka Partangiangan, Parmingguon dan jika Tuhan berkehendak HKBP
Sekadau menjadi Jemaat Penuh. Tuhan Yesus memberkati.
Salam,
Pdt.
Aris Suhendro Panjaitan, S.Th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar